Warga Anggalomoare Sebut Banjir Diduga Diakibatkan Dari Lahan Sawit PT HAM

  • Share
Ketragam: Banjir yang melanda Desa Anggalomoare pada April 2025 lalu.

LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Setiap kali musim hujan tiba, warga di Desa Anggalomoare Jaya dan Anggalomoare, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, hidup dalam kecemasan. Pasalnya, banjir yang disertai lumpur kini menjadi langganan tahunan yang tak kunjung teratasi.

Purwansyah, salah satu warga setempat, kepada awak media, Sabtu (14/6/2025), mengungkapkan, betapa banjir kini telah menjadi momok menakutkan bagi warga dua desa tersebut.

“Setiap hujan lebat, desa kami selalu diterjang banjir. Airnya sangat kuning disertai lumpur. Dulu saat hujan deras, air di kali masih jernih. Tapi sekarang sudah berubah menjadi kuning pekat,” ujar Purwansyah.

Ia menduga, perubahan warna dan volume air tersebut tidak lepas dari aktivitas pembukaan lahan di kawasan pegunungan desa tetangga yang dijadikan perkebunan kelapa sawit oleh perusahaan yang disebut-sebut bernama PT Harlitama Agri Makmur (HAM).

“Sejak gunung digusur untuk kebun sawit, debit air meningkat dan membawa lumpur dalam jumlah banyak. Banjir bisa menggenang di jalan raya. Kami benar-benar tidak nyaman dengan kondisi ini,” tambahnya.

Derita warga bukan hanya sebatas genangan air di luar rumah. Dalam banyak kejadian, banjir lumpur ikut masuk ke dalam rumah warga. Aktivitas membersihkan rumah pascabanjir pun menjadi rutinitas melelahkan yang terus berulang setiap kali hujan deras mengguyur.

“Kami sedih karena perusahaan yang kami duga jadi penyebab utama seolah tutup mata dan telinga. Tidak ada langkah nyata, hanya janji-janji yang tak kunjung ditepati,” keluhnya.

Warga berharap pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan secara serius dan memberikan solusi jangka panjang atas bencana yang telah merenggut kenyamanan hidup mereka.

“Jangan tunggu sampai ada korban jiwa baru ada tindakan,” pungkas Purwansyah.(Red/Inal).

  • Share
Exit mobile version