Camat Anggalomoare Tantang PT Harlitama Agri Makmur Terkait Air Bah

  • Share

LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Aroma ketegangan menyelimuti penanganan banjir yang kerap melanda Desa Anggalomoare dan Desa Anggalomoare Jaya di Kecamatan Anggalomoare, kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Camat Anggalomoare, Rusmin Suleman Alaska, S.IP, dengan tegas menantang PT Harlitama Agri Makmur untuk transparan dan bertanggung jawab atas luapan air yang semakin parah pasca-pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.

Pernyataan ini mencuat setelah Camat Rusmin dihubungi oleh seorang perwakilan perusahaan bernama Arif Budiman, yang sebelumnya juga memfasilitasi pertemuan antara pihak perkebunan dan pemerintah Kecamatan pada awal tahun 2023 lalu.

“Dia komentari seakan-akan sawit ini dituduh. Saya bilang coba Pak Arif dulu kembali pada saat pertemuan, kan kita sudah tahu siapa penyebab dari volume air begitu tinggi masuk ke kedua desa itu,” ungkap Rusmin dengan nada menuntut., Sabtu 14 Juni 2025.

Camat Anggalomoare ini juga membeberkan fakta historis yang tak terbantahkan. Sebelum adanya perkebunan kelapa sawit, banjir nyaris tidak pernah terjadi di Anggalomoare, bahkan di area strategis seperti SMA Sampara.

“Nanti ada setelah pembukaan lahan terjadi banjir,” tegas Rusmin, menggarisbawahi korelasi antara aktivitas pembukaan lahan dan meningkatnya intensitas banjir.

Menanggapi tantangan Camat, Arif dari PT Harlitama Agri Makmur menyatakan kesediaan untuk kembali menghadap. “Dia bilang, okelah Pak, kami insya Allah mau menghadap ke Bapak. Bisa diluangkan waktu, kami akan bersama dengan Pimpinan kebun,” tutur Rusmin menirukan ucapan Arif melalui via Whatsapp.

Rusmin menyambut baik niat pertemuan tersebut. “Saya bilang ok, tidak ada masalah, silakan. Karena masyarakat ini sudah capek kasihan,” ujarnya, menggambarkan keputusasaan warga yang terus-menerus dihantam banjir.

Sorotan tajam Camat juga tertuju pada proyek waduk yang dijanjikan oleh perusahaan sebagai solusi. Menurutnya, PT Harlitama Agri Makmur hanya memotret progres pengerjaan waduk pada tahap awal sesuai kesepakatan, namun tidak pernah memberikan laporan finalisasi.

“Selanjutnya, finishing dari waduk itu tidak disampaikan lagi. ‘Pak Camat, ini waduknya kami sudah selesai’, daya tampungnya begini. Ini kan tidak ada. Bahkan kami bertanya kapan waduknya selesai ini,” keluh Rusmin.

Ironisnya, bukan surut, volume air yang melanda justru semakin dahsyat. “Justru volume air, bukannya lagi malah semakin dahsyat lagi yang turun,” imbuhnya.

Perwakilan PT Harlitama Agri Makmur sendiri telah menghubungi untuk pertemuan, dengan salah satu poin agenda adalah pembentukan kembali tim investigasi untuk meninjau lansung dimana lokasi kebun yang menyebabkan banjir tersebut.

Namun, Camat Rusmin merasa skeptis. “Kembali lagi pada musim hujan turun. Bisa jadi mungkin pembelaan atau seperti apa,” pungkasnya, mengindikasikan kekhawatiran akan adanya upaya pembelaan diri ketimbang solusi konkret.

Masyarakat Anggalomoare kini menanti dengan harap-harap cemas, akankah pertemuan ini membawa angin segar atau hanya sekadar janji-janji kosong di tengah ancaman banjir yang terus membayangi.

Hingga saat ini, pihak perusahaan PT HAM belum dapat dimintai keterangan(*).

  • Share
Exit mobile version