Diskualifikasi Sepihak, Tim Sepak Bola Desa Ameroro Soroti Panitia Penyelenggara

  • Share

LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Tim Sepak Bola Desa Ameroro menyayangkan keras keputusan panitia pertandingan sepak bola antar kelurahan dan desa se-Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam rangka menyabut HUT RI yang ke-80 tahun 2025.

Panitia penyelenggara sepak bola antar desa dan kelurahan mendiskualifikasi tim sepak bola Desa Ameroro usai terjadi kericuhan saat berhadapan dengan tim Desa Baruga, Kecamatan Uepai.

Manager tim Desa Ameroro, Irsal menuturkan kericuhan bermula ketika salah seorang pemain Ameroro mendapat pelanggaran keras. Saat menahan bola dengan tandukan, pemain Baruga mengangkat kaki terlalu tinggi hingga mengenai wajah pemain Ameroro, yang mengakibatkan luka lebam dan lecet.

Merasa terprovokasi, salah satu pemain Ameroro secara refleks menendang dada pemain Baruga dan saat itu dalam kondisi perebutan bola. Wasit kemudian meniup peluit dan memberikan kartu merah untuk pemain Ameroro, sementara pelaku pelanggaran keras dari Baruga hanya diganjar kartu kuning.

Situasi kian memanas saat sejumlah suporter Baruga masuk ke lapangan dan melakukan pengejaran terhadap pemain Ameroro. Bahkan, beberapa pemain Ameroro menjadi korban pemukulan baik dari suporter maupun pemain Baruga.

“Kami tetap sportif, kami tidak melakukan pemukulan dan sebisa mungkin menghindari konflik. Tapi parahnya, meskipun kami sudah menahan diri, beberapa pemain kami tetap dikejar dan dipukul,” tegas Irsal dengan nada kecewa, Rabu (27/8/2025).

Lanjutnya, puncak kekecewaan Ameroro terjadi setelah mendengar keputusan panitia yang ikut mendiskualifikasi mereka, padahal saat insiden pecah mereka sedang unggul 1-0 atas Baruga.

“Kami merasa sangat dirugikan. Panitia mengambil keputusan sepihak tanpa melihat fakta di lapangan. Kami tidak bisa menerima hasil ini, terlebih lagi kami juga sudah ada kontribusi dalam kegiatan tersebut dengan membayar uang jaminan sebesar Rp 300 ribu dan uang kontribusi sebesar Rp 2.500.000,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan, Mus, menegaskan keputusan tersebut diambil berdasarkan instruksi aparat kepolisian.

“Kami hanya mengikuti arahan dari Polsek Lambuya agar kedua tim didiskualifikasi karena aparat tidak bisa menjamin keamanan jika terjadi kericuhan lanjutan dan kami juga panitia tidak bisa mengambil resiko,” jelasnya.

Menurut Mus, aturan turnamen juga mempertegas hal tersebut. “Dalam poin empat sudah jelas, apabila terjadi pemukulan, maka kedua tim otomatis didiskualifikasi,” tutupnya.(Red/Inal).

 

  • Share
Exit mobile version