LINTASSULTRA.COM | KONAWE — Di balik tawa riang anak-anak yang tengah bermain di pelataran rumah, tersimpan harapan besar akan masa depan yang lebih cerah. Namun, tidak semua anak berkesempatan tumbuh sehat dan kuat. Di sudut-sudut desa, masih ada tubuh-tubuh kecil yang terperangkap dalam sunyi, menghadapi kenyataan pahit bernama stunting.
Stunting bukan sekadar keterlambatan pertumbuhan fisik. Ia adalah cermin dari luka panjang akibat kekurangan gizi kronis, sejak dalam rahim hingga usia dua tahun. Tak hanya membuat tubuh si kecil lebih pendek dari teman sebayanya, stunting juga mencuri potensi kecerdasan, menghambat produktivitas, bahkan menyandera masa depan bangsa.
Namun harapan belum padam. Di Bumi Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), bara semangat menyala dalam dada para pemangku kebijakan. Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe tak tinggal diam menghadapi ancaman diam-diam ini. Dengan cinta dan komitmen, mereka meluncurkan berbagai program terpadu lintas sektor untuk melawan stunting dari akar.
Bupati Konawe, Yusran Akbar, ST, memegang kendali dan menyatakan perang terhadap stunting sebagai bentuk cinta kepada generasi mendatang.
> “Penanganan stunting adalah bagian dari upaya besar kita untuk mewujudkan masyarakat Konawe yang bersahaja,” ucapnya penuh keteguhan dalam sebuah kegiatan resmi.
Langkah pemerintah ini disambut dengan tangan terbuka oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Konawe. Sang Ketua, Hj. Hania, hadir sebagai sosok ibu bagi ribuan anak di Konawe. Dengan hati yang tulus, ia menyerukan ajakan untuk bersatu demi satu tujuan mulia: Konawe Bebas Stunting.
> “Mari seluruh masyarakat Kabupaten Konawe, Stop Stunting! Kita ciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan ceria,” serunya, penuh semangat dan harapan.
Gerakan ini bukan sekadar slogan. Pemerintah dan PKK bergerak menyentuh hati dan kehidupan masyarakat melalui edukasi gizi yang menyentuh, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak secara rutin, perbaikan sanitasi, hingga penyediaan makanan tambahan bagi balita yang membutuhkan.
Satu demi satu, langkah kecil diambil. Tapi setiap langkah itu adalah doa untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan tangan yang bergandengan, dan semangat yang tak pernah padam, Konawe menatap masa depan dengan keyakinan: bahwa setiap anak berhak tumbuh sehat, belajar dengan ceria, dan kelak menjadi pemimpin negeri.
Karena dalam senyum seorang anak, tersimpan harapan bangsa. Dan Konawe, dengan segala cinta dan perjuangannya, tak akan pernah lelah menjaga senyum itu tetap merekah.(Red/Inal).