Dari Meja Makan Menuju PAD Berkah, Konawe Menenun Harapan Lewat Pajak Digital

  • Share

LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Di jantung Sulawesi Tenggara, angin pembaruan mulai berhembus pelan namun pasti. Kabupaten Konawe, yang dikenal dengan kekayaan alam dan semangat masyarakatnya, kini tengah menapaki jalan baru dalam pengelolaan keuangan daerah.

Tak lagi sekadar mengejar setoran, Pemerintah Kabupaten Konawe melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) sedang menenun visi besar, revolusi pajak rumah makan yang modern, transparan, dan yang terpenting berkah bagi seluruh warga.

Sebanyak 46 rumah makan akan menjadi pionir perubahan. Tak lagi mengandalkan buku tulis dan kejujuran belaka, sistem ini akan ditopang oleh teknologi mutakhir sebuah aplikasi digital yang merekam setiap transaksi secara real-time. Ini bukan sekadar lompatan teknologi, tapi juga lompatan kepercayaan, dari masa lalu yang penuh celah, menuju masa depan yang lebih terang.

“Penggunaan aplikasi itu terakhir digunakan pada tahun 2023, namun saat ini alat perekamnya rusak dan akhirnya kami tarik kembali,” ujar Dr. Cici Ita Ristianti, Kepala Dispenda Konawe.

Namun dari kegagalan itulah, harapan kini tumbuh. Tahun ini, Pemkab Konawe mengusulkan pengadaan alat rekam pajak generasi terbaru. Bukan hanya alat, tapi juga simbol kesungguhan untuk menutup setiap celah kebocoran, menjamin bahwa setiap rupiah dari pajak 10 persen yang dipungut, benar-benar kembali ke rakyat.

Upaya ini tidak sederhana, koordinasi harus dilakukan lintas institusi. Dari pihak bank milik pemerintah, hingga ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun dilibatkan. Bukan karena ketidakpercayaan, tapi justru karena komitmen penuh terhadap transparansi dan integritas.

“Kami ingin semua proses berjalan dengan terbuka dan bisa dipertanggungjawabkan, ini adalah bentuk keseriusan kami dalam membangun Konawe dari hal yang paling mendasar adalah kejujuran dalam mencatat dan membayar” kata Dr. Cici. “.”

Di balik langkah ini, ada mimpi besar: meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor rumah makan. Namun lebih dari itu, ada semangat membangun fondasi. Karena ketika keuangan daerah dikelola dengan baik, pembangunan pun akan mengalir tanpa hambatan dari jalan desa hingga pelayanan kesehatan, dari pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi lokal.

Apa yang sedang dilakukan Konawe hari ini, bukan sekadar digitalisasi. Ini adalah kisah sebuah daerah yang enggan tenggelam dalam masa lalu. Sebuah tekad untuk bangkit, dengan mata yang jernih dan langkah yang tegap. Karena kadang, perubahan besar memang dimulai dari meja makan dari tiap nota yang terekam, dari tiap sen yang tak disia-siakan.

Dan bila semua ini berhasil, maka bukan hanya PAD yang meningkat. Tetapi kepercayaan masyarakat, rasa memiliki, dan semangat kolektif untuk membangun daerah bersama itulah yang menjadi warisan paling berharga.(Red/Inal).

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *