LINTASSULTRA.COM | KENDARI – Sejak Tahun 2020 hingga saat ini Covid-19 Masi Menjadi topik pembicaraan hangat di lingkungan masyarakat indonesia pada umumnya dan Sulawesi Tenggara secara khusus.
Bahkan, hingga saat ini sudah banyak korban terpapar bahkan meninggal, baik dari masyarakat ataupun tenaga kesehatan.
Berdasarkan data WHO dan PHEOC Kemenkes sampai dengan 24 November 2021 situasi global total kasus konfirmasi COVID-19 di dunia adalah 258.164.425 kasus dengan 5.166.192 kematian (CFR 2,0%) di 204 Negara Terjangkit dan 151 Negara Transmisi Komunitas.
Sedangkan situasi di Indonesia Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan ads 4.254.443 orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan ada 143.766 kematian (CFR: 3,4%) terkait COVID-19 yang dilaporkan dan 4.102.700 pasien telah sembuh dari penyakit tersebut.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengambil tindakan untuk meningkatkan upaya penanggulangan COVID-19 di Indonesia, mengacu pada pedoman sementara WHO tentang novel Coronavirus.
Hal inilah yang menginisiasi seorang mahasiswa Arsitektur Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusultra) yang bernama Dandi Dirmawan untuk merancang rumah sakit tersebut.
Apalagi, Rumah Sakit khusus pasien Covid atau penyakit menular lainnya ini belum ada di Indonesia. Inilah yang membulatkan niat dan tekadnya untuk mendesain Rumah Sakit tersebut.
Siapa sangka pria yang lahir dan besar di pedalaman kampung adat Hukaea Laea, tepatnya di Dusun tiga, Desa Watu-watu, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana ini mampu merancang rumah sakit covid-19 yang dapat menekan penyebaran covid-19 di daerahnya.
Dandi Dirmawan menyampaikan, bahwa di indonesia, Rumah Sakit khusus yang dapat merespon pandemi sampai saat ini memang belum ada, Rumah sakit darurat covid-19 yang ada saat ini tidak di desain untuk pandemi, sehingga banyak pasien dan tenaga medis yang ter infeksi.
“Saya telah melakukan riset penelitian tentang Rumah Sakit covid-19 sejak tahun 2020. Saya Mengambil Judul tugas akhir ini karena prihatin akan banyak korban yang berjatuhan apa lagi tenaga medis yang berada di garda terdepan,” ungkapnya Kamis (25/8/2022).
“Penyebabnya karena tidak ada rumah sakit di indonesia yang di desain khusus virus sehingga saya memutuskan untuk mengambil judul tugas akhir ini. Alhamdulillah saya di bantu oleh pembimbing selama proses riset atau penelitian,” sambungnya.
Dirinya berharap pemerintah dapat membuat rumah sakit khusus virus sehingga ketika ada penyakit menular sejenis covid-19 atau semacammnya Negara sudah siap untuk mengahadapi dan tidak mengorbankan tenaga medis.
“Harapannya semoga karya tulis atau tesis saya ini dapat berguna untuk melakukan riset tentang rumah sakit virus. Mohon Doanya, saya berencana Melanjutkan Studi Jenjang S2, Menjadi Arsitek Spesialis Rumah Sakit,” tandasnya.(Red/Inal).