LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Bupati Konawe, Yusran Akbar, mengunjungi stan Desa Ameroro, Kecamatan Uepai, dalam rangka Ekspo Inovasi Desa 2025 yang digelar di Pelataran STQ Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (9/11/2025).
Kunjungan tersebut sekaligus menjadi bentuk dukungan Bupati terhadap pelestarian budaya Tolaki, khususnya pada produk perlengkapan adat yang terbuat dari bahan alam.
Di stan Desa Ameroro, Bupati Yusran Akbar disambut Kepala Desa Ameroro, Jumardin, dan langsung menyaksikan proses pembuatan kopiah adat Tolaki berbahan dasar anggrek hutan atau dikenal dengan Sorume. Selain kopiah, para pengrajin juga memamerkan produksi tikar adat yang dibuat dari bahan serupa.
Bupati terlihat antusias saat memperhatikan detail pengerjaan para pengrajin. Bahkan, ia memberikan masukan langsung agar kopiah sorume dapat dikembangkan lebih nyaman saat digunakan.
“Saya ada masukan, kalau bisa nanti atasnya kasih sedikit berlubang sehingga ada sirkulasi udara dan tidak panas saat digunakan. Kalau sudah jadi saya order lagi, tapi bikinkan yang ada sirkulasi udaranya,” ujar pria yang akrab disapa Akbar.
Kepala Desa Ameroro, Jumardin, menjelaskan bahwa seluruh perlengkapan adat yang dipamerkan merupakan produksi masyarakat setempat.
“Ini produksi songko sorume yang bahan bakunya dari anggrek hutan,” ungkapnya.
Bupati Konawe juga memberikan apresiasi tinggi kepada para pengrajin yang dinilainya bekerja dengan penuh ketekunan dan mempertahankan warisan nenek moyang.
“Bahannya saja susah didapatkan. Sehingga saya harap mari kita lestarikan apa yang telah ditinggalkan leluhur kita,” kata Bupati.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Konawe berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha lokal, terutama mereka yang bergerak di bidang pelestarian peralatan adat dan budaya daerah.
“Produk lokal Kabupaten Konawe harus terus dilestarikan. Pemerintah akan terus memberikan dukungan dan bantuan kepada para pengusaha yang bergerak di bidang peralatan adat,” tambah Yusran Akbar.
Kunjungan Bupati di stan Ameroro menambah semangat para pengrajin untuk terus berkarya dan menjaga tradisi Tolaki agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman.(Red/Inal).
