LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Unaaha menggandeng Muslimat Nahdatul Ulama (NU) dan Lazisnu Cabang Konawe mulai menggelar pesantren kilat bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Selasa (4/4/2023).
Kegiatan pesantren kilat yang dibuka langsung oleh Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Unaaha, Herianto yang dimana tujuan dari pesantren adalah membimbing para WBP sehingga dapat berprilaku mulia sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, WBP juga dapat mengimani dan menjalankan syari’at Islam dalam setiap kehidupannya, mengamalkan ibadah-ibadah baik ibadah wajib maupun sunnah, meningkatkan tingkat intelektualitas para warga binaan, serta menanamkan kedisiplinan dan selalu istiqomah dalam menjalankan ibadah.
Kegiatan pesantren kilat akan digelar selama enam hari yang dimulai pada 4 sampai 10 April 2023 dengan materi yang berbeda setiap harinya.
Karutan Unaaha, Herianto menuturkan, kegiatan pesantren kilat tersebut akan diisi seperti tausiah, membaca Al-Qur’an, pemebeljaran Iqra dan tajwid , materi Ramadhan, sholat berjamaah serta cerita Islami, tata cara sholat jezah dan lain sebagainya yang nantinya akan di isi dari pemateri dari Muslimat NU, Lazisnu Konawe serta petugas dari Rutan Unaaha.
Selain itu, Herianto dalam sambutannya juga menyebutkan Kegiatan pesantren kilat ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Penyelenggaraaan Pemasyarakatan guna meningkatkan kualitas fungsi Pembinaan Narapidana dalam mendorong perilaku dan penurunan tingkat risiko Narapidana.
“Manusia itu seperti burung Rajawali yang hidup sampai 100 tahun tetapi dalam memasuki usia 40 cakar dan paruhnya semakin pajang dan melengkung kedalam kedalam sehingga semakin sulit untuk menangkap mangsanya,” katanya.
“Rajawali punya dua pilihan yakni diam dan tidak berbuat apa-apa menunggu ajalnya atau merubah keadaannya dengan terbang ke gunung dan mematuk serta mencakar batu di gunung hingga patuk dan cakarnya patah dan tumbuh,” tandasnya.
Usai sambutan, selanjutnya penyerahan bantuan kepada WBP yang diserahkan oleh Muslimat NU, dan Lazisnu Konawe secara simbolis.(Red/Inal).