LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) melepas seribu ton beras untuk disalurkan ke Sulawesi Utara (Sulut) sebagai bentuk penjamin ketahanan pangan seluruh Indonesia.
Pelepasan seribu ton beras tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa yang di dampingi Kepala Bulog Konawe Yusran Yunus, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Muhammad Nur Akbar, Kasat Pol PP Herianto Wahab, Kadis Perindustrian, perdagangan Jahiuddin, Kadis Pertanian dan Holtikultura Tanaman Pangan Syahruddin. Pelepasan beras tersebut dilakukan di Kantor Gudang Bulog Konawe, Kelurahan Tobeu, Kecamatan Unaaha pada, Senin (24/5/2021).
Sebelum melepas seribu ton beras ke Sulut, Bupati Konawe dalam sambutannya mengatakan hal ini dilakukan Pemkab Konawe sebagai bentuk dalam mengatasi membludaknya hasil panen padi petani Konawe.
Kery Saiful Konggoasa yang akrab dipanggil KSK menuturkan sebagai pemerintah, ia akan mengupayakan pembelian harga gabah panen basah itu dapat mencapai 4000 sampai 5000 rupiah agar petani di Konawe juga dapat sejahtera.
Terkait harga beli gabah yang mencapai Rp 3000, Bupati Konawe menjelaskan hal itu kemungkinan besar permainan dari pihak makelar yang memanfaatkan situasi, karena pihak Bulog membeli gabah kering giling itu mencapai Rp 5200 dan saat ini pihak Bulog telah kelebihan stok sehingga pembelian dilakukan secara antri untuk sementara waktu.
Namun Bupati Konawe mengakui telah berkomunikasi dengan beberapa orang dari Petinggi Universitas Haluoleo termasuk Komisi IV DPRD Konawe dan Dinas terkait untuk mencari solusi dari permasalahan yang dialami petani Konawe terkait harga gabah yang semakin rendah.
“Jika Alsintan tidak terlalu penting, maka pangkas anggaran Alsintan saja untuk pembelian harga gabah karena itu lebih bermanfaat bagi petani,” tegasnya.
Terkait penyaluran beras di Sulut, Kery menjelaskan bahwa, hal itu adalah langkah awal dalam penyaluran stok beras Bulog yang telah melebihi kapasitas tampung gudang Bulog yang hanya dapat menampung sebanyak 17 sampai 18 ribu ton gabah kering giling.
“Saya baru tahu tadi kalau hasil panen petani kali ini telah mencapai 200.000 ton dan yang dapat dilayani Bulog itu hanya mencapai 17 sampai 18 ribu ton gabah,” jelasnya.
Lanjut Kery, ia juga sebelumnya telah memantau di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, menurutnya masih ada beberapa yang kekurangan stok beras. Ia juga telah berkomunikasi ke PT Virtue Dragon Nickel Industry agar mengambil beras di Bulog Konawe.
“Saya telah berkoordinasi dengan pihak PT VDNI untuk mengambil beras di Bulog Konawe dan itu di iyakan, dan saya berharap pihak Bulog memberi catatan harga beras yang ada,” pungkasnya.
Selanjutnya, Kepala Bulog Konawe, Yusran Yunus mengatakan sejak April 2021 pengadaan stok beras itu sangat banyak bahkan antrian mencapai 30 mobil sehingga pihak Bulog telah mengarahkan sebagian stok berasnya ke gudang terdekat yaitu di gudang Bulog Kendari, di gudang Kolaka Timur bahkan sampai di Gudang Kolaka.
Dihadapan Bupati Konawe, Yusran juga menjelaskan, penyaluran dari hasil pembelian beras petani Konawe itu hanya 10% saja yang digunakan untuk program penyaluran daerah setempat baik untuk bencana alam maupun untuk operasi pasar sedangkan 90% nya itu didistribusikan keluar dari kabupaten Konawe.
“Untuk tahun ini masih banyak stok beras yang biasanya di kirim oleh gudang Bulog itu masih banyak tersimpan karena penyaluran stok beras Bulog itu belum ada yang rutin dan pasti,” ungkap Yusran.
Namun dirinya mengakui kalau penyaluran seribu ton beras di Sulut itu tidak terlepas dari peran Pemkab Konawe membantu Bulog mengintegrasikan kebijakan dari hulu ke hilir.
Pihak Bulog juga merasa terbantu atas program pemerintah dalam pengadaan beras Aparatur Sipil Negara (ASN), penyaluran beras sembako, dan pendistribusian beras di PT VDNI, serta perusahaan sawit.
“Bulog Pusat sangat mengapresiasi program Pemkab Konawe atas kebijakan penyaluran beras ke hulu dan hilir,” tutupnya.
Usai mendengarkan penjelasan Kepala Bulog Konawe, Bupati Konawe secara resmi melepas kendaraan penyalur seribu ton beras ke Sulut. (Red/LS).