LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kabupaten di salah satu hotel di Kota Unaaha, Rabu (7/4/2021).
Musrenbang yang diangkat dengan “Mempererat Basis Perkonomian Daerah dan Pelayanan Dasar Menuju Transformasi Ekonomi yang Inklusif.”
Musrenbang dihadiri langsung Bupati Konawe Kery Saiful Konggiasa, Ketua DPRD Konawe, H. Ardin, Sekda Konawe, Ferdinan Sapan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), sejumlah anggota dewan dan para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kabupaten Konawe.
Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia Musrenbang, Munawar Taligana melaporkan, salah satu tantangan Sumber Daya Manusia (SDM) Konawe saat ini adalah perubahan itu sendiri. SDM saat ini perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perkembangan kinerja yang sudah banyak berbasis teknologi.
“Kita saat ini terhubung dalam Satuan Informasi Pembangunan Daerah (SIPD). Kendala kita ada dua, pertama SDM dan yang kedua, jaringan internet di daerah. Ini menjadi tantangan kita,” ujarnya.
Menurut Munawar, ada enam poin pokok yang menjadi pembahasan di SIPD. Pertana, pemerataan kayanan dasar. Kedua, peningkatan produksi pertanian. Ketiga, mendorong kawasan industri dan investasi. Keempat, meningkatkan program infrastruktur. Kelima, meningkatkan kapasitas OPD. Dan yang terakhir, mendorong pengelolaan saranan dan prasarana lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Konawe, H. Ardin menuturkan, DPRD Konawe akan betul-betul menjaga fungsinya sebagai lembaga legislasi dan penganggaran. Ia tidak menginginkan DPRD jadi instrumen semata dalam pengesahan program.
“Kami ingin DPRD ini bekerja sesuai regulasi dan demi kepentingan orang banyak. Inilah marwah DPRD yang kami jaga,” tuturnya.
Ardin juga mengingatkan bahwa DPRD Konawe bukanlah momok dalam penyusunan APBD. Akan tetapi mitra dan bagian dari pemerintahan yang seharusnya jalan bersama.
“Pemeritah dan DPRD itu mitra dan sama-sama menjadi penyelenggara negara. Jadi, kami mengajak, mari kita sama-sama perbaiki daerah yang kita cintai ini,” jelasnya.
Ardin mencontohkan, salah satu upaya DPRD Konawe dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Konawe adalah terkait dibukanya blokir 52 desa. Ia mengungkapkan, persoalan 291 desa se-Kabupaten Konawe yang tidak ada lagi masalah adalah bagian dari tugas yang telah diselesaikan DPRD Konawe dengan baik.
Sementara itu, Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa mengungkapkan, jangan malu menjadi orang Konawe. Menurutnya, Konawe adalah masa depan Indonesia.
“Konawe ini adalah masa depan Indonesia. Kita suda buktikan itu,” tegas Kery.
Bupati dua periode itu mengungkapkan, saat ini Konawe membuka diri menjadi daerah surga investasi. Ungkapan itu bukan sekadar isapan jempol belaka. Tercatat, pada tahun 2020, nilai investasi yang masuk ke Konawe mencapai Rp36,2 T.
Besarnya investasi yang masuk juga sejalan dengan terbukanya lapangan kerja. Di VDNI dan OSS saat ini ada puluhan ribu tenaga kerja lokal yang direkrut. Mereka adalah pekerja dari Konawe, daerah-daerah lain di Sultra, bahkan dari provinsi lainnya di Indonesia.
“Investasi terbesar dan yang membuka lapangan kerja besar-besaran itu ada di Morosi (VDNI dan OSS). Nanti, investasi yang tidak kalah besar lainnya akan segera dibuka di Routa. Konawe akan kembali diserbu pada pencari kerja dari seluruh Indonesia,” terangnya.
Sedangkan dari sisi pertanian, Kery mengaku, Konawe siap menjadi penyangga kebutuhan pangan nasional. Khususnya Indonesia Timur.
“Kita punya lahan sawah 42,5 ribu hektar. Sekali panen dengan rata-rata minimal 5 ton gabah per hektarnya, itu sudah 212,5 ribu ton gabah. Bayangkan kalau setahun kita bisa dua sampai tiga kali panen. Produksi ini sudah bisa menyangga kebutuhan pangan di luar Konawe, bahkan ke daerah lain di luar Sultra,” tambahnya.
Dua contoh menurut Kery, menjadikan Konawe sebagai masa depan Indonesia. Menjadi daerah dengan surga investasi yang menyediakan stok lapangan kerja, serta menjadi daerah yang juga mampu menjadi penyumbang stok pangan nasional. (Red/LS)