LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Konflik antara Kepala sekolah (Kepsek), Ketua komite, dan beberapa guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bungguosu, Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara hingga saat ini masih terjadi.
Saat diwawancara awak media pada, Jumat (2/4/2021), Ketua Komite SDN Bungguosu Nasir Heri Gunawan Mengatakan hal yang disesali oleh guru, serta beberapa orang tua siswa adalah sikap arogansi yang ditunjukan Kepsek SDN Bungguosu Djarniyati Razak, dan setiap keputusan-keputusan yang seharusnya dibicarakan dalam rapat itu hanya diambil sepihak olehnya.
“Saya selaku Ketua Komite sampai sekarang saya tidak pernah dilibatkan, bahkan sampai sekarang saya juga belum tahu setiap apakah saya masih Ketua Komite atau tidak,” tutur Nasir.
Lanjut Nasir, Selama ini ada anak-anak disuruh mau bayar baju sekolah. Ia mengaku bahwa tidak pernah mengetahui tentang hal itu.
“Kalau guru sudah terpecah bagaimana dengan kelancaran pembelajaran anak-anak kalau bermasalah seperti itu. Apalagi ada polisi yang pernah datang (akibat perselisihan antar guru). Itu anak-anak jadi sangat terganggu secara psikologis,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu guru disekolah tersebut Naida S, S.Ag yang menjadi korban arogansi Djarniyati Razak, mengatakan sejak Kepsek yang baru itu tiba sudah banyak yang tidak nyaman, karena sebagian guru telah terpecah menjadi dua kubu.
“Pada saat serah terima jabatan, katanya dia tidak akan merubah apa yang ada namun akan menambah, tapi kenyataannya baru berapa bulan dia datang, cair dana bos baru dia pangkas tanpa ada kesepakatan dari pihak guru, alasannya untuk pembangunan akreditasi,”ungkap Naida S, S.Ag.
Lanjutnya Naida, sudah dua kali dana bos yang dipangkas untuk pembangunan SDN Bungguosu, tapi sampai saat ini belum juga belum ada pembangunannya.
“Kami juga tertekan karna kami pernah diancam, dia bilang kalau Guru Tidak Tetap (GTT) itu nasibnya ada di ujung pulpen,”ucapnya.
Di tempat yang sama pula, salah satu orang tua murid SDN Bungguosu, Agus Melas Mengatakan sejak kedatangannya, mereka sudah tidak percaya dengan Kepsek yang sekarang ini, karena Kepsek tersebut baru saja tiba di SDN Bungguosu tapi telah banyak polemik.
“Kami mendengar ada beberapa guru Pegawai Negeri Sipil yang meminta untuk pindah dari SD Bungguosu, dan kami menilai pula berarti ada ketidak nyamanan antara kepala sekolah dengan guru,” ungkapnya.
Lebih jauh Agus menuturkan, sewaktu pulang sekolah anaknya pernah berkata jika ada Polisi yang datang ke sekolahnya. Sehingga adanya kejadian itu, anaknya malas ke sekolah karena takut.
“Jika ada yang pertanyakan terkait mosi tidak percaya kami kepada Djarmiyati Razak menjadi Kepsek di SDN Bungguosu itu memang benar kami tanda tangani, dan yang menandatangani semua itu adalah orang tua siswa,” pungkasnya.
Di beritakan sebelumnya, Djarniyati Razak mengatakan Ketika pertama masuk sebagai seorang Kepsek, Djamiyati langsung berbenah. Atmosfer baru mulai ia bangun di sekolah baru tempatnya bertugas itu.
Hal yang pertama ia terapkan adalah membangun kedisiplinan di kalangan guru-guru. Dirinya butuh ketegasan lebih untuk hal tersebut. Alhasil, guru-guru yang tadinya kerap telat ke sekolah, menjadi selalu datang lebih awal. Ada yang menanggapi positif hal demikian, tetapi ada juga yang berpandangan lain.
“Tapi itulah dinamika dan tantangan kita sebagai seorang kepala sekolah,” ujarnya kepada awak media, Rabu (31/3/2021).
Selain masalah kedisiplinan lanjut Djarmiyati, sejak menjadi Kepsek dirinya juga melakukan banyak pembenahan fisik di sekolahnya. Sekolah yang awalnya biasa-biasa saja diubah jadi lebih menarik. Penataan dilakukan mulai dari halaman, teras hingga interior sekolah.
“Kalau kita lihat, sekolah ini sudah lebih rapi dan tertata. Makanya sekolah kami juga menjadi sekolah pencontohan di sini,” jelasnya.
Djarniyati juga menerangkan, selama masa pandemi 2020, pihaknya belum begitu maksimal dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar hanya berlangsung secara daring (dalam jaringan) dan juga luring (luar jaringan). Akan tetapi, sejak memasuki Janurari 2021 pihaknya sudah menetapkan sekolah tatap muka.
Salah seorang guru lain di SDN Bungguosu, Dahria menerangkan menurutnya, Djarmiyati adalah sosok yang disiplin. Hal itulah yang membuat guru-guru lainnya ikut disiplin.
“Ibu kelapa sekolah ini disiplin dan tegas. Kalau ada yang bilang suaranya keras, ya itu memang sudah karakter dari ibu yang memang tegas,” tuturnya.
Selama Djarniyati menjadi Kepsek lanjut Dahria, keadaan diinternal sekolah juga menjadi lebih baik. Meskipun diakuinya ada dinamika hingga ada oknum yang menginginkan Kepsek diganti. Akan tetapi menurutnya itu hanya dilakukan oleh mereka ingin santai dan ingin mengambil hasil lebih dari sekolah.
“Hadirnya ibu Kepsek ini mungkin membuat si oknum tidak sepaham dengan kebijakan barunya. Tapi pada intinya ibu Djarmiyati yang kami liat benar-benar ingin memajukan sekolah ini. Hasilnya bisa kita lihat sendiri perubahan yang ada di sekolah ini,” pungkasnya. (Red/Inal)