Wakil Bupati Konawe Hadiri Panen Padi Hasil Uji Pupuk Organik Cair

0
540

LINTASSULTRA.COM | KONAWE – Mewakili Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, Gusli Topan Sabara menghadiri panen padi hasil uji efektivitas pupuk organik cair Biosel SR2020, Selasa (30/3/2021).

Acara tersebut dilakukan di Desa Waworoda Jaya, Kecamatan Tongauna Utara dan dihadiri sejumlah kepala OPD, pemerintah kecamatan dan desa.

Dihadapan Wakil Bupati Konawe, Mukidi yang merupakan salah seorang penyuluh mempraktikan langsung cara penggunaan Biosel SR2020 serta memberikan testimoninya.

Ketgam : Wakil Bupati Konawe menghadiri panen padi hasil uji efektivitas pupuk organik cair Biosel SR2020

Kata Mukidi, Biosel SR2020 sangat baik untuk tanaman padi. Keunggulan menggunakan Biosel tersebut membuat tanaman padi berisi padat bahkan dapat mengurangi resiko hama yang menyebabkan pembusukan di leher padi.

“Untuk satu hekter sawah itu, dipakai 12 botol Biosel SR2020. Harganya per botolnya itu Rp100 ribu. Jadi cukup terjangkau oleh petani,” ucapnya.

Sementara itu, perwakilan Biosel, Supriono menuturkan, selain di Konawe, sejauh ini pihaknya telah banyak melakukan uji coba Biosel SR2020 di daerah lain dan hasilnya sangat memuaskan.

Ketgam: Wakil bupati Konawe, Gusli Topan Sabara memantau langsung padi yang diberi Biosel SR2020.

“Selain menjual Biosel jenis pupuk organik untuk padi, kami juga menjual Biosel untuk tambak ikan dan udang. Ada juga Biosel imun yang dikonsumsi manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh,” tutupnya.

Setelah melihat langsung hasil Biosel SR2020 yang digunakan Mukidi, Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara sangat mengapresiasi hasil Biosel tersebut.

Setelah dibandingkan dengan padi yang menggunakan Biosel SR2020, bulir padinya padat hingga ke panggal, sementara yang menggunakan pupuk lain tampak ada bulir yang tak berisi. Begitu pun dengan keadaan batang padi yang mengginakan Biosel tampak kokoh berdiri. Sementara padi dengan pupuk lainnya, tampak beberapa titik tumbang akibat tersapu angin.

Saat menyampaikan sambutannya, GTS menyampaikan kegelisahan yang kerap ia dengan dari petani. Khususnya masalah ketersediaan pupuk dan obat-obatan uang selalu saja kurang.

Maka dari itu, mantan Ketua DPRD Konawe itu menyarankan agar petani dan pemerintah desa (Pemdes) untuk membuat konsorsium. Gunanya adalah untuk membentuk badan usaha bersama yang bisa mengelola jual beli pupuk dan usaha lain yang berkaitan dengan dunia pertanian.

Gusli Topan Sabara Bersama salah seorang petani yang menggunakan pupuk cair Biosel SR2020.

“Setiap ada pertemuan dengan petani, saya sering bilang buat konsorsium. Tapi ini tidak pernah dilakukan,” katanya.

Orang nomor dua di Konawe ini pun langsung memberikan ilustrasi. Jika desa-desa yang ada di Tongauna, Tongauna Utara dan Kecamatan lainnya bersatu membuat konsorsium, maka akan terkumpul puluhan desa. Jika misalnya ada 60 desa, menyisipkan dana desanya Rp200 juta (dana BUMDes) untuk usaha bersama dikonsorsium tersebut maka akan terkumpul dana Rp12 M.

Dana sebesar itu bisa gunakan untuk membuka usaha pupuk, penggilingan dan jual beli gabah. GTS menyarankan untuk menunjuk orang profesional dan digaji untuk menjalankan usaha itu.

“Kalau itu jalan Pemda akan hadir, bantu mesin dryer (pengering) dengan kapasitas 50 ton perjam. Kalau semua usaha ini dikalikan keuntungannya, itu tidak sedikit. Desa jadi mandiri, petani sejahtera,” terang Gusli.

Disisi lain lanjut GTS, jika usaha yang dijalankan konsorsium berjalan dengan baik, pihak bank akan melirik. Perbankan dan pengelola usaha bersama di konsorsium desa bisa membuat komitmen standby loan (komitmen pinjaman dengan mekanisme tersendiri, red).

“Kalau usaha bagus, minta standby loan ke perbankan, Rp50 M pasti ada. Tetapi ini bisa dilakukan jika ada dukungan semua stakeholder, terutama camat dan desa,” jelasnya.

Di tempat panen, GTS juga sempat bertemu dengan pria bernama Sultan, salah satu pemilik penggilingan. GTS mengaku, dirinya mendapat informasi dari Kepala Desa Anggohu, Dwi Septiawan, kalau hendak ke tempat panen wajib bertemu Sultan. Alasannya, Sultan selama ini dikenal sebagai pengusaha penggilingan yang banyak membantu petani.

“Pak Sultan ini kalau beli gabah petani kita tidak pernah di bawah empat ribu. Pengusaha seperti ini yang patut kita apresiasi,” pungkasnya. (Red/Inal).

>

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here