Lintassultra.com | Unaaha -Tim Program Inovasi Desa (TPID) Kabupaten Konawe gelar kegiatan Bursa Inovasi Desa (BID) tahun 2019. Pelaksanaan BID itu berlangsung di Kecamatan Uepai,Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara pada, Kamis (18/7/2019).
Bursa Inovasi ini diikuti empat tim inovasi yaitu tim inovasi Kecamatan Uepai, Lambuya, Puria dan Onembute.
Kali ini, Kecamatan Uepai menjadi tuan rumah penyelenggaraan Bursa Inovasi untuk zona pertama yang secara keseluruhan akan dilakukan di delapan titik di Kabupaten Konawe.
Acara pembukaan Bursa Inovasi dihadiri langsung Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Konawe, Keniyuga Permana, Tim Ahli TTG Bidang Inovasi Desa DPMD Konawe, Irvan Umar, Camat, kepala desa dan tim inovasi empat kecamatan tersebut.
Kepala DPMD, Keniyuga Permana mengatakan, Bursa Inovasi Desa bertujuan mewadahi desa untuk melihat hasil inovasi di desa-desa unggulan dan mereplikasi ke desa masing-masing guna meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat.
Hal ini, kata Keni sejalan dengan pola penggunaan dana desa tahun 2020 mendatang yang sebagian besarnya akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat berbasis peningkatan ekonomi masyarakat.
“Bursa inovasi ini menjadi sarana bertukar inovasi desa yang sudah berhasil dijalankan, kemudian direplikasi. Pemberdayaan ekonomi masyarakat jadi tujuan utama dari inovasi-inovasi yang akan dilakukan di desa-desa ini,” kata Keni.
Olehnya, ujar dia, desa harus mampu menjalankan apa yang sudah dituangkan dalam perencanaan pembangunan desa di masa mendatang. Hasilnya desa bisa mandiri mengembangkan potensi melalui inovasi sambil meningkatkan ekonomi masyarakatnya.
Sementara itu, Wakil Bupati, Gusli Topan Sabara mengatakan, agar desa yang hendak mereplikasi inovasi yang ada bisa memperhatikan potensi di masing-masing desanya. Tentu agar maksud dari inovasi untuk melahirkan manfaat khususnya perekonomian masyarakat dapat terwujud.
Ia mencontohkan, wilayah Uepai yang merupakan daerah pertanian untuk memilih inovasi soal pertanian, selain sejalan dengan potensi lokal yang ada, sumber daya yang dibutuhkan juga tersedia untuk menjalankan inovasi ini.
“Jadi inovasi yang dilahirkan harus bisa disesuaikan dengan potensi masing-masing, bukan yang lain. Hasilnya agar bisa tercapai penguatan ekonomi masyarakat dan desa, sehingga bisa mencapai misi pemerintah masyarakat makmur di seluruh lapisan,” ujar Gusli.
Sebab, menurut Gusli, jika inovasi yang hendak dilakukan tak sesuai dengan potensi masing-masing maka dipastikan tak akan berhasil dan malah merugikan semua pihak yang pada akhirnya misi kesejahteraan tak akan pernah terwujud.
Untuk diketahui, bursa inovasi ini menghadirkan 69 inovasi dari seluruh Indonesia yang dapat dipilih untuk dilakukan masing-masing desa. Inovasi ini dibagi dalam tiga bagian yakni Infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kewirausahaan.
Desa-desa yang telah memilih inovasi akan memasukkan pilihannya ke dalam kartu komitmen untuk kemudin dimasukkan dalam program pengunaan dana desa tahun 2020 mendatang yang dipantau langsung DPMD melalui TPID.
Bursa inovasi ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perencanaan desa.(Red/LS).