Lintassultra.com,Unaaha – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Kabupaten Konawe kembali menyoroti industri pengolahan nikel di Kecamatan Morosi. LIRA menyebut banyak kejangalan yang terjadi dikawasan industri morosi hingga merugikan kerugian negara serta daerah.
Bupati Lira Konawe, Aswan mengatakan, lembaganya sama sekali tidak alergi terhadap masuknya investasi VDNI di Morosi. Namun menurutnya, ada yang perlu diketahui bersama, khususnya masyarakat Konawe.
“Selama ini kita seolah terninabobokan oleh investasi yang masuk. Padahal, secara umum kita tidak dapat apa-apa,” ujarnya saat menghubungi awak media melalui pesan WhataApp,kamis (17/01/2019).
Hampir semua bahan baku masih kata Aswan,pembangunan infrastruktur di VDNI di datangkan dari luar indonesia. Bahkan, batu bata saja harus jauh-jauh didatangkan dari negeri Tiongkok. Sementara, di Indonesia, khususnya di Konawe banyak industri bata yang bisa dikembangkan.
“Kami lihat industri lokal, seperti pengolahan batu bata tidak ikut dibesarkan dengan kehadiran VDNI. Belum lagi bahan bangunan seperti besi, semen dan bahan baku lainnya, bisa jadi sayur kangkung juga didatangkan dari China,” jelasnya.
Banyaknya bahan baku yang diambil dari negara asal tiongkok, maka dipastikan yang diuntungkan adalah negara tersebut. Sementara untuk industri penyedia bahan baku infrastruktur di Indonesia hanya bisa jadi penonton
Masalah lain yang tak kalah urgen adalah persoalan ketenagakerjaan. TKA asal Tiongkok yang masuk ke VDNI disinyalir tidak melalui mekanisme lagi terkesan datang dan pergi semau perusahaan.
“Investigasi kami, saat ini sudah lebih dari lima ribu TKA yang ada di Morosi. Dan mereka datang hanya pakai visa kunjungan usaha,” bebernya.
imbasnya, menurut Aswan, TKA yang bekerja di VDNI tidak membayar pajak penghasilan. Karena, mereka diduga digaji langsung dari pihak terkait di Tiongkok, bukan dari Indonesia.
“Inilah ruginya kita. Saya tdk ingin menghancurkan investasi, tetapi pemerintah harus berani mempertegas , memperbaiki dan mengontrol system yg salah divirtue. Secara tidak langsung kita sudah terjajah secara ekonomi. Investasi ini hanya kelihatan besar tapi tidak bergerak di indonesia yg bergerak ekonomi china” terangnya.( Red/LS).